Sabtu, 17 Mei 2014

Serat Wulang Reh Lan Tembang

Gambaran Isi Serat Wulang Reh dan Watak Tembang

            Serat Wulang Reh terkenal karena memiliki spesifikasi isi ajaran yakni ajaran menuju ke kesempurnaan hidup di dunia dan di akherat kelak. Hal ini sejalan dengan dengan judul karya yaitu Wulang Reh.
            Kata wulang bersinonim dengan kata pitutur memiliki arti ajaran. Kata reh berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya jalan, aturan dan laku ’cara mencapai atau tuntutan’. Wulang Reh dapat dimaknai ajaran untuk mencapai sesuatu. Sesuatuyang dimaksud dalam karya ini adalah laku menuju hidup harmoni atau sempurna di dunia dan di akherat kelak. Untuk lebih jelasnya, berikut dikutipkan tembang yang memuat pengertian kata tersebut secara lebih operasional. Ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara yang artinya ilmu itu bisa dipahami/ dikuasai harus dengan cara, cara pencapaiannya dengan cara kas, artinya kas berusaha keras memperkokoh karakter, kokohnya budi (karaketer) akan menjauhkan diri dari watak angkara. Berdasarkan makna tembang tersebut, laku adalah langkah atau cara mencapai kharakter mulia bukan ilmu dalam arti ilmu pengetahuan semata, seperti yang banyak kita jumpai pada saat ini. Lembaga pendidikan lebih memfokuskan pengkajian ilmu pengetahuan dan mengesampingkan ajaran moral dan budi pekerti
            Serat Wulang Reh digubah dalam bentuk tembang Macapat. Serat terdiri dari 13 pupuh yaitu: Dhandhanggula, Kinanthi, Gambuh, Pangkur, Maskumambang, Megatruh, Durma, Wirangrong, Pucung, Mijil, Asmarandana, Sinom, dan Girisa. Setiap pupuh berisi tuntunan yang harus dilaksanakan oleh umat manusia agar hidupnya selamat dan tidak terjerumus ke jurang kenistaan.
            Penyampaian ajaran disampaikan dalam bentuk tembang dengan gaya:memerintah, menasehati, melarang, melarang keras, memberi contoh, dan member gambaran dalam bentuk cerita. Gaya-gaya tersebut disesuaikan dengan masing-masing watak tembang sehingga isinya sesuai dengan rasa dan nilai-nilai yang harus dilakukan pembaca. Sebagai penjelas perbedaan watak tembang berikut ini akan dikutipkan contoh tembang Dhandhanggula, Pangkur dan Gambuh seperti berikut ini.
Pamedharing wasitaning ati, cumantaka  aniru pujangga, dahat mudha ing batine, nanging kedah ginunggung, datan wruh yen akeh ngesemi, paksa ngrumrum pustaka, basa kang kalantur, tutur kang katular-tular, tinalaten rinuruh kalawan ririh, mring padhanging samita.
’Keinginan menyampaikan isi hati, memberanikan diri meniru pujangga,padahal sangat sangat sedikit ilmunya, tetapi ingin sekali dipuji, tidak pedulibanyak yang tersenyum sinis, tetap mencipta/menggubah pustaka, dengan telaten dan teliti dicari rujukan, untuk mencerahkan jiwa’.
            Berdasarkan isinya, tembang di atas mencerminkan perasaan sejuk Dan merendah. Konstruk kalimatnya ditata dalam purwakanthi yang runtut sehingga memiliki bentuk yang indah. Selain ciri di atas tembang Dhandhanggula dilantunkan dalam nada yang nyaman dan anggun, tidak menunjukkan greget seperti tembang Pangkur seperti kutipan berikut ini.
Kang sekar pangkur winarna, lelabuhan kang kanggo ing wong urip, ala lan becik puniku, prayoga kawruhana, adat waton puniku dipunkadulu, miwah ta ing tata krama, den kaesthi siyang ratri.
‘Tembang Pangkur yang tertera, pedoman/etika untuk orang hidup, buruk dan baik itu, sebaiknya diketahui, adat dan peraturan harus diketahui, serta tata kerama, digunakan secara baik siang malam.’
            Tembang Pangkur di atas berisi nasihat yang isinya memerintah pembaca atau pendengar untuk memahami nilai-nilai yang dikandungnya. Cara penyampaiannya menggunakan nada keras dalam bentuk perintah lugas, sedang isi perintahnya pun bernada mengharuskan. Hal ini terlihat pada den kaesthi siyang ratri ‘harus digunakan siang malam’, artinya perintah tersebut tidak boleh diabaikan. Nada tembangnya pun terlihat lebih dinamis dan menunjukkan greget. Tembang ini berbeda dengan tembang berikut yaitu tembang Gambuh. Tembang Gambuh memiliki watak mesra, akrab, dan menempatkan sesuatu sesuai dengan kondisinya. Hal tersebut bisa dilihat pada kutipan berikut ini.
Sekar gambuh ping catur, kang cinatur polah kang kelantur, tanpa tutur katula-tula katali, kadaluwarsa katutuh kapatuh pan dadi awon.
‘Tembang Gambuh ke empat, yang dibicarakan perilaku yang melewati batas, tanpa etika bertutur akan mengalami kecelakaan bertubi-tubi, jika terlalu lama dan terbiasa akan menyebabkan kurang baik.
            Tembang di atas terfokus pada kaidah keindahan konstruk tembang agar terlihat lebih indah. Isinya pun menunjukkan petuah yang sifatnya sangat umum dan akrab dengan kehidupan pembaca atau pendengar, sehingga tembang tersebut tidak terkesan memaksakan kehendak jika dibandingkan tembang Pangkur di atas.
1. Pupuh Dhandhanggula
            Tembang Dhandhanggula berwatak mempesona, luwes, sejuk dan serba pas untuk menyampaikan berbagai wulang. Berdasarkan watak tersebut maka tembang Dhandhanggula biasa digunakan untuk memulai menyampaikan ajaran atau pitutur, seperti kutipan berikut dari bait pertama naskah ini.
            Ajaran yang terkandung di dalam pupuh Dhandhanggula ini antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia harus mengerti tentang makna hidup dan menjalaninya dengan baik.
b. Manusia perlu mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an, dengan berguru kepada orang yang menguasainya secara sempurna, bermartabat, mengerti hokum (syari’at agama Islam), taat beribadah, kuat berpuasa dan mampu mengendalikan hawa nafsu.
c. Hidupnya didasari pula hadits, ijmak (pendapat para ulama), kiyas (alasan yang didasarkan atas pertimbangan perbandingan atau persamaan tentang hukum Islam), dan dalil, setidak-tidaknya didasarkan dari salah satu diantaranya.
d. Manusia harus selalu belajar dan mencari guru sejati, tidak seperti masa kini malah guru yang berusaha keras mencari siswa.
2. Pupuh Kinanthi
            Kinanthi berwatak gembira, jatuh cinta dan berkasih sayang. Fungsinya untuk menyampaikan ajaran moral dan memulai gendhing atau mbawani gendhing. Contohnya seperti kutipan berikut ini. Padha gulangen ing kalbu, ing sasmita amrih lantip, aja pijer mangan nendra, kaprawiran den kaesthi pesunen sariranira, sudanen dhahar lan guling. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Kinanthi antara lain sebagai berikut.
a. Manusia perlu menata dan melatih hati agar tanggap kondisi, sehingga berjiwa bersih. Dampaknya manusia mampu menangkap isyarat ghaib. Langkahnya dengan mengurangi makan, tidur, dan menjauhi perilaku berfoya-foya.
b. Manusia hendaknya bergaul dengan orang yang baik-baik dan tidak bergaul dengan orang jahat.
c. Manusia harus bersikap santun, tidak bangga jika dipuji, mengendalikan omong besar, kementhus (congkak) dan kumaki (sombong) dan tidak menonjolkan kepandaiannya di depan orang banyak.
3. Pupuh Gambuh
            Tembang Gambuh berwatak mesra, akrab, dan menempatkan sesuatu sesuai dengan kondisinya. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain sebagai berikut ini.
a. Dalam menuju kesempurnaan hidup manusia hendaknya memperhatikan Dan mengamalkan pitutur (nasihat) baik dari siapapun asalnya, dan meninggalkan nasihat yang salah walaupun itu dari orang tuanya.
b. Tidak berwatak adigang, adigung dan adiguna artinya manusia tidak bersifat menonjolkan kegesitan dalam bertindak, kekuatan tubuh dan kesaktian, serta kepandaiannya. Dengan kata lain manusia hendaknya bersikap rereh ‘sabar, atau mampu mengekang diri’, ririh ‘tidak tergesa-gesa, perlahan-lahan’, Dan berhati-hati.
4. Pupuh Pangkur
            Tembang Pangkur berwatak keras, jengkel, marah, dan galak. Pupuh ini memuat nilai-nilai antara lain sebagi berikut ini.
a. Manusia harus mampu membedakan sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
b. Manusia harus berlandas pada aspek deduga yaitu mempertimbangkan segala sesuatu sebelum bertindak; prayoga yaitu mempertimbangkan hal-hal yang baik terhadap segala sesuatu yang akan dikerjakan; warata yaitu mempertimbangkan kemungkinan yang buruk dari apa yang akan dikerjakan, dan reringa atau berhati-hati dalam menghadapi segala sesuatu yang belum jelas atau meyakinkan.
c. Manusia harus menjauhi perbuatan maksiat.
d. Manusia harus menjauhi watak durjana ‘jahat/ culas’, murka ‘serakah’, drengki atau sakit hati karena melihat keberuntungan orang lain, srei yaitu berkeinginan menang terhadap keberuntungan orang lain, dora ‘pembohong’ iren ‘selalu iri’, meren ‘iri hati’, dahwen ‘ suka mencela’, panasten ‘panas hatinya melihat orang lain berhasil’, open ‘ingin memiliki hak orang lain’, kumingsun ‘merasa dirinya terhebat’, dan jail yaitu suka menggangu orang lain, methakil ‘mendzalimi orang lain’, dan besiwit yaitu suka mengungkit kejelekan orang lain.
e. Manusia harus mengendalikan nafsu luamah ‘keinginan hati’, dan amarah ‘nafsu angkara murka’.
f. Manusia harus menjauhi watak pembohong seperti: lunyu ‘tidak berketetapan hati’, lemer ‘berkeinginan memiliki hak orang lain’’ genjah ‘tak dapat dipercaya’, angrong prasanakan ‘menggangu istri orang lain’, nyumur gumuling ‘tak dapat menyimpan rahasia’ mbuntut ari ‘baik di muka, buruk di belakang’.
5. Pupuh Maskumambang
            Maskumambang berwatak prihatin, nestapa, iba dan merana. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Maskumambang antara lain sebagi berikut ini.
a. Manusia harus mencontoh dan mengikuti sifat dan perilaku mulia, dengan tidak memandang siapa pelakunya.
b. Manusia harus patuh kepada orang tua, dan tidak boleh durhaka terhadap mereka.
c. Manusia yang mulia selalu melaksanakan sembah lelima ‘lima figur yang patut dihormati’, yaitu: berbakti kepada ayah dan ibu, berbakti kepada mertua, menghormati saudara laki-laki yang tertua, menghormati guru, Dan menghormati pemimpin.
6. Pupuh Megatruh
            Tembang Megatruh berwatak sedih, duka nestapa, menyesal, dan putus asa. Nilai-nilai yang terkandung di dalam pupuh Megatruh antara lain sebagai berikut ini.
a. Orang yang mengabdi (kepada raja) tidak boleh ragu-ragu, harus pasrah Dan setia mengerjakan segala perintahnya.
b. Manusia harus yakin terhadap takdir tentang untung-rugi, terhormat-terhina, itu sudah menjadi kehendak Tuhan. Kepastianya sudah tertulis dalam lochil-machfud atau buku yang memuat takdir Tuhan.
7. Pupuh Durma
            Durma berwatak marah, berapi-api, dan galak. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Durma antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia hidup sebaiknya banyak tirakat, jangan terlalu banyak makan Dan tidur, agar nafsu yang menyala-nyala berkurang sehingga hati dapat lebih tenang dan tentram
b. Manusia harus menyadari bahwa kebenaran, kesalahan, keburukan, kebaikan, keuntungan, atau kecelakaan tak lain berasal dari perbuatan sendiri. Oleh karena itu, hidup harus berhati-hati dan waspada, menjauhi segala perbuatan yang berbahaya.
c. Manusia harus menghindari tiga perbuatan tidak baik yaitu: tidak memuji diri sendiri, tidak berlebihan menjelekkan dan memuji orang lain, tidak mencela pekerjaan orang lain, serta tidak menggunjing kekurangan orang lain.
8. Pupuh Wirangrong
            Tembang Wirangrong berwatak berwibawa dan anggun. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Wirangrong antara lain sebagi berikut ini.
a. Manusia bermasyarakat harus pandai menjaga diri, termasuk dalam berbicara, karena dengan berbicara orang akan terlihat tabiatnya.
b. Orang harus mampu menahan diri dalam berbicara (menjaga mulutnya), karena apabila sudah terlanjur terucap maka kata-kata tersebut tak dapat ditarik kembali.
c. Manusia perlu menjaga keteguhan hati, tidak mengharapkan janda orang, saudara, pembantu, tetangga, teman dan sahabat karib, sebab hal itu akan menjadi pembicaraan orang lain, dan akhirnya akan diberi predikat jelek, dianggap jorok, dan tidak patut dipercaya.
d. Manusia harus menghindari perbuatan cacat yaitu: suka minum candu (ganja, heroin), berjudi, mencuri, komersial (semua dihargai dengan uang), juga dilarang mabuk, melacur, dan membeberkan rahasia.
9. Pupuh Pucung
            Tembang Pucung berwatak: sembrana, kendor, dan tanpa gairah. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Pucung antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia hendaknya selalu menjaga tali persaudaraan, demi kekokohan Dan keutuhan persaudaraan.
b. Manusia dalam berteman dan berkerabat tidak membedakan strata sosial.
c. Manusia yang berposisi tua dalam kekerabatan atau dituakan harus memiliki sifat sabar, adil, berwawasan luas sehingga mampu memberi petuah, dan berhati bersih.
d. Manusia yang berposisi muda dalam kekerabatan harus tunduk dan taat terhadap nasihat saudara tua.
e. Manusia harus selalu mengkaji kebenaran suatu nasehat atau masalah yang dihadapi.
10. Pupuh Mijil
            Tembang Mijil berwatak prihatin, menggugah hati nurani, Dan melahirkan rasa hati. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Mijil antara lain sebagai berikut ini.
a.  Manusia harus bersifat bijaksana,sabar, trampil, bertanggung jawab, Dan tidak pamer.
b. Manusia harus bersifat tawaduk, berserah diri Dan mampu menerima kenyataan hidup.
c. Manusia harus mampu melaksanakan perintah atasan, taat, Dan patuh.
d. Manusia harus mampu menunjukkan dirinya secara apa adanya, tidak melebih-lebihkan atau mengurangi fakta.
11. Pupuh Asmaradana
            Tembang Asmaradana berwatak menarik, sedih, prihatin, menderita karenaasmara. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Asmaradana antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia harus melaksanakan perintah Tuhan (syariat Islam) dan patuh terhadap nabi.
b. Anak manusia tidak boleh mencintai secara berlebihan: keluarga, harta, Dan kedudukan.
c. Manusia harus menjauhi sifat bengis, lengus ’tidak bersahabat dan kasar’, lanas, langar, lancang, calak, ladak, sumlonong, ngepak, siya-siya, jail, parapadu, Dan parawadulan.
d. Manusia hendaknya menggunakan tenggang rasa tidak sewenang-wenang terhadap anak buahnya.
e. Manusia yang menghambat Tuhan harus selalu ingat, mengucap rasa syukur dan memohon ridho-Nya yang didasari raya ikhlas.
f. Manusia harus selalu sabar dalam menghadapi kesulitan.
g. Manusia harus menghindari sikap kekurang hati-hatian atau sembrana.
12. Pupuh Sinom
            Tembang Sinom berwatak sederhana, halus budi, ramah, bersahabat Dan sederhana. Niali-nilai yang terkandung dalam pupuh Sinom antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia tidak boleh hanya mengutamakan mencari keuntungan pribadi.
b. Manusia harus bersifat transparan tidak menutup-nutupi kekurangannya.
c. Manusia harus mengagungkan leluhur.
d. Manusia harus memohon kepada Tuhan agar anak cucunya memiliki kehidupan yang lebih baik dan tidak kekurangan apa pun.
e. Manusia harus berusaha keras selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga mampu mendekati sifat-sifat Tuhan.
f. Manusia harus selalu disiplin dan tekun dalam melaksanakan tugasnya.
g. Pemimpin harus mampu meleburkan dirinya dalam kondisi masyarakat yang manapun.
13. Pupuh Girisa
            Tembang Girisa berwatak meminta dengan sangat, Dan kesungguhan. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Girisa antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia harus selalu mematuhi nasehat orang tua secara tulus agar tidak celaka hidupnya.
b. Manusia harus belajar Al-Qur’an melalui bimbingan ulama yang benar-benar memahaminya.
c. Manusia harus memiliki sikap santun Dan taat pada tata karma serta unggah-ungguh basa.
d. Manusia harus rajin membaca cerita-cerita klasik yang bernilai luhur Dan penuh budi pekerti.
e. Manusia harus hidup rukun Dan jangan sampai tergelincir persaudarannya akibat perebutan harta warisan leluhur.
            Nilai-nilai dan watak tembang di atas menggambarkan berbagai laku yang harus dijalani manusia dalam menuju hidup harmoni, sehingga tercipta keselarasan dan keseimbangan hidup. Langkah ini sebagai cara menciptakan dunia tentram (mangasah mingising budi, mamayu hayuning bawana).





1 komentar:

  1. SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    BalasHapus