Gambaran
Isi Serat Wulang Reh dan Watak Tembang
Serat
Wulang Reh terkenal karena memiliki
spesifikasi isi ajaran yakni ajaran menuju ke kesempurnaan hidup di dunia dan
di akherat kelak. Hal ini sejalan dengan dengan judul karya yaitu Wulang Reh.
Kata
wulang bersinonim dengan kata pitutur memiliki arti ajaran. Kata reh berasal dari bahasa Jawa Kuna yang
artinya jalan, aturan dan laku ’cara
mencapai atau tuntutan’. Wulang Reh
dapat dimaknai ajaran untuk mencapai sesuatu. Sesuatuyang dimaksud dalam karya ini
adalah laku menuju hidup harmoni atau
sempurna di dunia dan di akherat kelak. Untuk lebih jelasnya, berikut
dikutipkan tembang yang memuat pengertian kata tersebut secara lebih
operasional. Ngelmu iku kalakone kanthi
laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara
yang artinya ilmu itu bisa dipahami/ dikuasai harus dengan cara, cara
pencapaiannya dengan cara kas, artinya kas berusaha keras memperkokoh karakter,
kokohnya budi (karaketer) akan
menjauhkan diri dari watak angkara. Berdasarkan makna tembang tersebut, laku
adalah langkah atau cara mencapai kharakter mulia bukan ilmu dalam arti ilmu
pengetahuan semata, seperti yang banyak kita jumpai pada saat ini. Lembaga
pendidikan lebih memfokuskan pengkajian ilmu pengetahuan dan mengesampingkan
ajaran moral dan budi pekerti
Serat Wulang Reh digubah dalam bentuk
tembang Macapat. Serat terdiri dari
13 pupuh yaitu: Dhandhanggula, Kinanthi, Gambuh, Pangkur, Maskumambang,
Megatruh, Durma, Wirangrong, Pucung, Mijil, Asmarandana, Sinom, dan Girisa.
Setiap pupuh berisi tuntunan yang harus dilaksanakan oleh umat manusia agar hidupnya
selamat dan tidak terjerumus ke jurang kenistaan.
Penyampaian
ajaran disampaikan dalam bentuk tembang dengan gaya:memerintah, menasehati,
melarang, melarang keras, memberi contoh, dan member gambaran dalam bentuk
cerita. Gaya-gaya tersebut disesuaikan dengan masing-masing watak tembang
sehingga isinya sesuai dengan rasa dan nilai-nilai yang harus dilakukan pembaca.
Sebagai penjelas perbedaan watak tembang berikut ini akan dikutipkan contoh
tembang Dhandhanggula, Pangkur dan Gambuh seperti berikut ini.
Pamedharing
wasitaning ati, cumantaka aniru
pujangga, dahat mudha ing batine, nanging kedah ginunggung, datan wruh yen akeh
ngesemi, paksa ngrumrum pustaka, basa kang kalantur, tutur kang katular-tular,
tinalaten rinuruh kalawan ririh, mring padhanging samita.
’Keinginan menyampaikan isi hati,
memberanikan diri meniru pujangga,padahal sangat sangat sedikit ilmunya, tetapi
ingin sekali dipuji, tidak pedulibanyak yang tersenyum sinis, tetap
mencipta/menggubah pustaka, dengan telaten dan teliti dicari rujukan, untuk
mencerahkan jiwa’.
Berdasarkan
isinya, tembang di atas mencerminkan perasaan sejuk Dan merendah. Konstruk
kalimatnya ditata dalam purwakanthi
yang runtut sehingga memiliki bentuk yang indah. Selain ciri di atas tembang
Dhandhanggula dilantunkan dalam nada yang nyaman dan anggun, tidak menunjukkan greget seperti tembang Pangkur seperti
kutipan berikut ini.
Kang
sekar pangkur winarna, lelabuhan kang kanggo ing wong urip, ala lan becik
puniku, prayoga kawruhana, adat waton puniku dipunkadulu, miwah ta ing tata
krama, den kaesthi siyang ratri.
‘Tembang Pangkur yang tertera, pedoman/etika
untuk orang hidup, buruk dan baik itu, sebaiknya diketahui, adat dan peraturan
harus diketahui, serta tata kerama, digunakan secara baik siang malam.’
Tembang
Pangkur di atas berisi nasihat yang isinya memerintah pembaca atau pendengar
untuk memahami nilai-nilai yang dikandungnya. Cara penyampaiannya menggunakan
nada keras dalam bentuk perintah lugas, sedang isi perintahnya pun bernada
mengharuskan. Hal ini terlihat pada den
kaesthi siyang ratri ‘harus digunakan siang malam’, artinya perintah tersebut
tidak boleh diabaikan. Nada tembangnya pun terlihat lebih dinamis dan
menunjukkan greget. Tembang ini berbeda
dengan tembang berikut yaitu tembang Gambuh. Tembang Gambuh memiliki watak
mesra, akrab, dan menempatkan sesuatu sesuai dengan kondisinya. Hal tersebut
bisa dilihat pada kutipan berikut ini.
Sekar gambuh ping catur, kang cinatur polah
kang kelantur, tanpa tutur katula-tula katali, kadaluwarsa katutuh kapatuh pan
dadi awon.
‘Tembang Gambuh ke empat, yang dibicarakan
perilaku yang melewati batas, tanpa etika bertutur akan mengalami kecelakaan
bertubi-tubi, jika terlalu lama dan terbiasa akan menyebabkan kurang baik.
Tembang
di atas terfokus pada kaidah keindahan konstruk tembang agar terlihat lebih
indah. Isinya pun menunjukkan petuah yang sifatnya sangat umum dan akrab dengan
kehidupan pembaca atau pendengar, sehingga tembang tersebut tidak terkesan
memaksakan kehendak jika dibandingkan tembang Pangkur di atas.
1. Pupuh Dhandhanggula
Tembang
Dhandhanggula berwatak mempesona, luwes, sejuk dan serba pas untuk menyampaikan
berbagai wulang. Berdasarkan watak tersebut maka tembang Dhandhanggula biasa
digunakan untuk memulai menyampaikan ajaran atau pitutur, seperti kutipan berikut dari bait pertama naskah ini.
Ajaran
yang terkandung di dalam pupuh Dhandhanggula ini antara lain sebagai berikut
ini.
a. Manusia harus mengerti tentang makna hidup
dan menjalaninya dengan baik.
b. Manusia perlu mengamalkan nilai-nilai
Al-Qur’an, dengan berguru kepada orang yang menguasainya secara sempurna,
bermartabat, mengerti hokum (syari’at agama Islam), taat beribadah, kuat
berpuasa dan mampu mengendalikan hawa nafsu.
c. Hidupnya didasari pula hadits, ijmak (pendapat para ulama), kiyas (alasan yang didasarkan atas
pertimbangan perbandingan atau persamaan tentang hukum Islam), dan dalil, setidak-tidaknya didasarkan dari
salah satu diantaranya.
d. Manusia harus selalu belajar dan mencari
guru sejati, tidak seperti masa kini malah guru yang berusaha keras mencari
siswa.
2. Pupuh Kinanthi
Kinanthi
berwatak gembira, jatuh cinta dan berkasih sayang. Fungsinya untuk menyampaikan
ajaran moral dan memulai gendhing atau mbawani
gendhing. Contohnya seperti kutipan berikut ini. Padha gulangen ing kalbu, ing sasmita amrih lantip, aja pijer mangan
nendra, kaprawiran den kaesthi pesunen sariranira, sudanen dhahar lan guling.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Kinanthi antara lain sebagai berikut.
a. Manusia perlu menata dan melatih hati agar
tanggap kondisi, sehingga berjiwa bersih. Dampaknya manusia mampu menangkap
isyarat ghaib. Langkahnya dengan mengurangi makan, tidur, dan menjauhi perilaku
berfoya-foya.
b. Manusia hendaknya bergaul dengan orang yang
baik-baik dan tidak bergaul dengan orang jahat.
c. Manusia harus bersikap santun, tidak
bangga jika dipuji, mengendalikan omong besar, kementhus (congkak) dan kumaki
(sombong) dan tidak menonjolkan kepandaiannya di depan orang banyak.
3. Pupuh Gambuh
Tembang
Gambuh berwatak mesra, akrab, dan menempatkan sesuatu sesuai dengan kondisinya.
Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain sebagai berikut ini.
a. Dalam menuju kesempurnaan hidup manusia
hendaknya memperhatikan Dan mengamalkan pitutur
(nasihat) baik dari siapapun asalnya, dan meninggalkan nasihat yang salah
walaupun itu dari orang tuanya.
b. Tidak berwatak adigang, adigung dan adiguna
artinya manusia tidak bersifat menonjolkan kegesitan dalam bertindak, kekuatan
tubuh dan kesaktian, serta kepandaiannya. Dengan kata lain manusia hendaknya
bersikap rereh ‘sabar, atau mampu
mengekang diri’, ririh ‘tidak tergesa-gesa,
perlahan-lahan’, Dan berhati-hati.
4. Pupuh Pangkur
Tembang
Pangkur berwatak keras, jengkel, marah, dan galak. Pupuh ini memuat nilai-nilai
antara lain sebagi berikut ini.
a. Manusia harus mampu membedakan sesuatu yang
baik dan yang buruk, sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
b. Manusia harus berlandas pada aspek deduga yaitu mempertimbangkan segala sesuatu
sebelum bertindak; prayoga yaitu
mempertimbangkan hal-hal yang baik terhadap segala sesuatu yang akan
dikerjakan; warata yaitu
mempertimbangkan kemungkinan yang buruk dari apa yang akan dikerjakan, dan reringa atau berhati-hati dalam
menghadapi segala sesuatu yang belum jelas atau meyakinkan.
c. Manusia harus menjauhi perbuatan maksiat.
d. Manusia harus menjauhi watak durjana ‘jahat/ culas’, murka ‘serakah’, drengki atau sakit hati karena melihat keberuntungan orang lain, srei yaitu berkeinginan menang terhadap
keberuntungan orang lain, dora
‘pembohong’ iren ‘selalu iri’, meren ‘iri hati’, dahwen ‘ suka mencela’, panasten
‘panas hatinya melihat orang lain berhasil’, open ‘ingin memiliki hak orang lain’, kumingsun ‘merasa dirinya terhebat’, dan jail yaitu suka menggangu orang lain, methakil ‘mendzalimi orang lain’, dan besiwit yaitu suka mengungkit kejelekan orang lain.
e. Manusia harus mengendalikan nafsu luamah ‘keinginan hati’, dan amarah ‘nafsu angkara murka’.
f. Manusia harus menjauhi watak pembohong
seperti: lunyu ‘tidak berketetapan hati’,
lemer ‘berkeinginan memiliki hak
orang lain’’ genjah ‘tak dapat
dipercaya’, angrong prasanakan
‘menggangu istri orang lain’, nyumur
gumuling ‘tak dapat menyimpan rahasia’ mbuntut
ari ‘baik di muka, buruk di belakang’.
5. Pupuh Maskumambang
Maskumambang
berwatak prihatin, nestapa, iba dan merana. Nilai-nilai yang terkandung dalam
pupuh Maskumambang antara lain sebagi berikut ini.
a. Manusia harus mencontoh dan mengikuti
sifat dan perilaku mulia, dengan tidak memandang siapa pelakunya.
b. Manusia harus patuh kepada orang tua, dan
tidak boleh durhaka terhadap mereka.
c. Manusia yang mulia selalu melaksanakan sembah lelima ‘lima figur yang patut
dihormati’, yaitu: berbakti kepada ayah dan ibu, berbakti kepada mertua,
menghormati saudara laki-laki yang tertua, menghormati guru, Dan menghormati
pemimpin.
6. Pupuh Megatruh
Tembang
Megatruh berwatak sedih, duka nestapa, menyesal, dan putus asa. Nilai-nilai
yang terkandung di dalam pupuh Megatruh antara lain sebagai berikut ini.
a. Orang yang mengabdi (kepada raja) tidak
boleh ragu-ragu, harus pasrah Dan setia mengerjakan segala perintahnya.
b. Manusia harus yakin terhadap takdir
tentang untung-rugi, terhormat-terhina, itu sudah menjadi kehendak Tuhan.
Kepastianya sudah tertulis dalam lochil-machfud
atau buku yang memuat takdir Tuhan.
7. Pupuh Durma
Durma
berwatak marah, berapi-api, dan galak. Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh
Durma antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia hidup sebaiknya banyak tirakat, jangan
terlalu banyak makan Dan tidur, agar nafsu yang menyala-nyala berkurang
sehingga hati dapat lebih tenang dan tentram
b. Manusia harus menyadari bahwa kebenaran,
kesalahan, keburukan, kebaikan, keuntungan, atau kecelakaan tak lain berasal
dari perbuatan sendiri. Oleh karena itu, hidup harus berhati-hati dan waspada,
menjauhi segala perbuatan yang berbahaya.
c. Manusia harus menghindari tiga perbuatan
tidak baik yaitu: tidak memuji diri sendiri, tidak berlebihan menjelekkan dan
memuji orang lain, tidak mencela pekerjaan orang lain, serta tidak menggunjing
kekurangan orang lain.
8. Pupuh Wirangrong
Tembang
Wirangrong berwatak berwibawa dan anggun. Nilai-nilai yang terkandung dalam
pupuh Wirangrong antara lain sebagi berikut ini.
a. Manusia bermasyarakat harus pandai menjaga
diri, termasuk dalam berbicara, karena dengan berbicara orang akan terlihat
tabiatnya.
b. Orang harus mampu menahan diri dalam
berbicara (menjaga mulutnya), karena apabila sudah terlanjur terucap maka
kata-kata tersebut tak dapat ditarik kembali.
c. Manusia perlu menjaga keteguhan hati,
tidak mengharapkan janda orang, saudara, pembantu, tetangga, teman dan sahabat
karib, sebab hal itu akan menjadi pembicaraan orang lain, dan akhirnya akan
diberi predikat jelek, dianggap jorok, dan tidak patut dipercaya.
d. Manusia harus menghindari perbuatan cacat
yaitu: suka minum candu (ganja, heroin), berjudi, mencuri, komersial (semua
dihargai dengan uang), juga dilarang mabuk, melacur, dan membeberkan rahasia.
9. Pupuh Pucung
Tembang
Pucung berwatak: sembrana, kendor, dan tanpa gairah. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pupuh Pucung antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia hendaknya selalu menjaga tali persaudaraan,
demi kekokohan Dan keutuhan persaudaraan.
b. Manusia dalam berteman dan berkerabat
tidak membedakan strata sosial.
c. Manusia yang berposisi tua dalam kekerabatan
atau dituakan harus memiliki sifat sabar, adil, berwawasan luas sehingga mampu
memberi petuah, dan berhati bersih.
d. Manusia yang berposisi muda dalam
kekerabatan harus tunduk dan taat terhadap nasihat saudara tua.
e. Manusia harus selalu mengkaji kebenaran suatu
nasehat atau masalah yang dihadapi.
10. Pupuh Mijil
Tembang
Mijil berwatak prihatin, menggugah hati nurani, Dan melahirkan rasa hati.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Mijil antara lain sebagai berikut ini.
a.
Manusia harus bersifat bijaksana,sabar, trampil, bertanggung jawab, Dan
tidak pamer.
b. Manusia harus bersifat tawaduk, berserah
diri Dan mampu menerima kenyataan hidup.
c. Manusia harus mampu melaksanakan perintah
atasan, taat, Dan patuh.
d. Manusia harus mampu menunjukkan dirinya
secara apa adanya, tidak melebih-lebihkan atau mengurangi fakta.
11. Pupuh Asmaradana
Tembang
Asmaradana berwatak menarik, sedih, prihatin, menderita karenaasmara.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pupuh Asmaradana antara lain sebagai berikut
ini.
a. Manusia harus melaksanakan perintah Tuhan
(syariat Islam) dan patuh terhadap nabi.
b. Anak manusia tidak boleh mencintai secara
berlebihan: keluarga, harta, Dan kedudukan.
c. Manusia harus menjauhi sifat bengis, lengus ’tidak bersahabat dan kasar’, lanas, langar, lancang, calak, ladak,
sumlonong, ngepak, siya-siya, jail, parapadu, Dan parawadulan.
d. Manusia hendaknya menggunakan tenggang
rasa tidak sewenang-wenang terhadap anak buahnya.
e. Manusia yang menghambat Tuhan harus selalu
ingat, mengucap rasa syukur dan memohon ridho-Nya yang didasari raya ikhlas.
f. Manusia harus selalu sabar dalam
menghadapi kesulitan.
g. Manusia harus menghindari sikap kekurang
hati-hatian atau sembrana.
12. Pupuh Sinom
Tembang
Sinom berwatak sederhana, halus budi, ramah, bersahabat Dan sederhana.
Niali-nilai yang terkandung dalam pupuh Sinom antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia tidak boleh hanya mengutamakan
mencari keuntungan pribadi.
b. Manusia harus bersifat transparan tidak
menutup-nutupi kekurangannya.
c. Manusia harus mengagungkan leluhur.
d. Manusia harus memohon kepada Tuhan agar
anak cucunya memiliki kehidupan yang lebih baik dan tidak kekurangan apa pun.
e. Manusia harus berusaha keras selalu
mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga mampu mendekati sifat-sifat Tuhan.
f. Manusia harus selalu disiplin dan tekun
dalam melaksanakan tugasnya.
g. Pemimpin harus mampu meleburkan dirinya
dalam kondisi masyarakat yang manapun.
13. Pupuh Girisa
Tembang
Girisa berwatak meminta dengan sangat, Dan kesungguhan. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pupuh Girisa antara lain sebagai berikut ini.
a. Manusia harus selalu mematuhi nasehat
orang tua secara tulus agar tidak celaka hidupnya.
b. Manusia harus belajar Al-Qur’an melalui bimbingan
ulama yang benar-benar memahaminya.
c. Manusia harus memiliki sikap santun Dan
taat pada tata karma serta unggah-ungguh
basa.
d. Manusia harus rajin membaca cerita-cerita
klasik yang bernilai luhur Dan penuh budi pekerti.
e. Manusia harus hidup rukun Dan jangan
sampai tergelincir persaudarannya akibat perebutan harta warisan leluhur.
Nilai-nilai
dan watak tembang di atas menggambarkan berbagai laku yang harus dijalani manusia dalam menuju hidup harmoni,
sehingga tercipta keselarasan dan keseimbangan hidup. Langkah ini sebagai cara
menciptakan dunia tentram (mangasah
mingising budi, mamayu hayuning bawana).
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<